Sinopsis Ashoka Samrat episode 314 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 314 by Kusuma Rasmana. Ashoka datang ke kuil yang pernah didatangi bersama Kaurwaki. Dia melihat pada lilitan benang ditangannya dan mengingat Dharma yang pernah meminta Kaurwaki agar menjadi pendamping hidupnya. Dia mengikatkan benang itu di pohon benang depan kuil. "Kaurwaki mengatakan kepadaku dengan sangat gampang apa yang dia minta kepadamu, Ibu (Dewi), Aku tidak bisa bilang kepadanya apa yang aku minta. Aku hanya berharap bisa memenuhi harapan ibu". Ternyata keinginan Ibu dan Kaurwaki sama saja. Bila memang takdirku harus menghabiskan hidupku bersama Kaurwaki, maka aku akan menerimanya. Berilah aku kekuatan untuk meminta maaf kepadanya dan menyatakan isi hatiku kepadanya", guman Ashoka dalam doanya.

Kaurwaki sedang berlari menyusuri koridor. Kerudungnya yang jatuh tersulut api dari diya yang jatuh saat dia berlari, namun Kaurwaki tidak peduli.

Ashoka berfikir,"Aku pertama-tama harus berusaha menghadapinya. Dia terus bicara tanpa memberikan kesempatan kepadaku. Aku akan berjanji kepadanya menjalin persahabatan seumur hidup. Tidak ada lagi kesalahpahaman diantara kami sekarang".

Jagannatha berdiri di jalan yang akan dilalui Kaurwaki. "Kau mau kemana?", tanya Maharaja. Kaurwaki menjawab,"Aku akan melakukan pertobatan atas kesalahan ayah". Jagannatha memegang tangan Kaurwaki. Kaurwaki berkata, "Ini sangat penting untukku bahwa ayah mendapatkan kehormatan ayah. Tapi bila ayah menghentikanku hari ini, maka bisa jadi aku melakukan sesuatu yang melanggar batasan kehormatan". Kaurwaki pergi dengan marah. Jagannatha bersumpah tidak akan membiarkan putrinya menikahi seorang kaum Maurya selama dia masih hidup.

Siamak berkata,"kebencian Maurya yang ada dalam darahku membuat aku membenci Sushima dan Ashoka. Mengapa ibu tidak berterus terang kepadaku? Mengapa ibu menjauhi aku dari ayahku? Aku seharus bisa memeluk ayah sekali saja". Helena menjawab,"kedua orangtuamu sangat menyayangimu. Mereka sangat khawatir, rasa sayang mereka akan membuatmu jauh dari takdirmu akan tahta. Ibumu sangat mencintai Bindushara, namun Bindushara malah membohonginya. Sampai perkawinannya, dia menyembunyikan kebenaran dari Ibumu, Noor bahwa dia telah memberikan hatinya kepada Dharma. Bindushara berkata kepada Noor bahwa dia tidak bisa membalas cinta Noor. Bindushara menikahinya hanya karena butuh dukungan dari kaum Khurasani saja. Saat ibumu tidak bisa menanggung penghinaan itu lagi, dia memutuskan akan mengakhiri hidupnya. Namun takdir punya rencana lain. Justin datang menyelamatkan hidupnya. Justin juga seperti Noor di istana ini. Mereka berdua adalah orang yang terabaikan. Mereka mulai saling mengerti satu sama lain, menjadi sahabat dan jatuh cinta. Namun Noor tetap menyembunyikan dari Justin bertahun-tahun bahwa kau adalah putra Justin. Kau harus dianggap sebagai putra Bindushara, sehingga layak dengan apa yang kau inginkan". Siamak bersumpah akan memastikan tiap keturunan Maurya akan membayar penghinaan yang telah dilakukan kepada ayah dan ibunya. Helena berkata, "Noor menjelaskan kebenaranmu kepada Justin pada akhirnya. Justin saat itu mempertaruhkan hidupnya demi menyelamatkan kalian berdua, ketika musibah kebakaran di istana waktu itu". Siamak terkenang Justin telah menyelamatkan dirinya dan Justin memanggil dia sebagai putranya. Helena melanjutkan, "Aku yang marah saat itu ingin membunuh Noor ketika Justin bercerita tentang kebenaran kalian. Saat itu aku merasa kesulitan kaalu harus menerima Ashoka akan mengungkapkan kebenaran didepan semua orang. Sebelum aku sampai disalahkan, Justin bersedia menerima semua kesalahan itu sendiri. Dia ingin aku tetap hidup sehingga bisa melindungimu, membantumu memperoleh hakmu. Aku tahu Chanakya telah mencurigaiku dan dia akan melakukan apapun untuk membuktikan aku juga bersalah. Itulah sebabnya aku hanya punya satu pilihan untuk menyelamatkan diri untuk memenuhi impian Justin. Yaitu membunuh Justin dengan tanganku sendiri dan menjadi seorang Dewi dimata semua orang". Helena bercerita dengan mata berkaca-kaca,"jadi kau adalah cucuku. Alasan kelahiranmu adalah prilaku buruk dari Bindushara. Itu yang membawa dua orang sedih bersama. Baik Justin maupun Noor mati karena rasa sakit yang diberikan oleh Bindushara. Dia lah biang keladi dari airmata mereka, ketidakadilan yang telah dilakukan kepada mereka". Helena menyarankan Siamak agar tetap menjadi putra Bindushara. "Ketika kau memberikan dia penderitaan, maka dia kan merasakan bagaimana putranya sendiri bisa melakukan hal itu. Sampai Bindushara mati, aku tidak bisa menceritakan semua orang bahwa kau adalh sekutu dalam persekongkolan ini". Siamak kembali bersumpah akan memastikan tiap orang Maurya akan membayar penghinaan yang telah dilakukan kepada ayah dan ibunya khususnya Dharma.

Para prajurit musuh mengelilingi para ratu dan pelayan. Dharma berdiri paling depan barisan para perempuan sambil memegang pisau berhadapan dengan prajurit Yunani."Jangan mencoba menyentuh Rani Charumitra. Kemenangan bukan berarti boleh menipu. Aku akan pergi didepan ra[ja kalian, tapi dengan rasa hormat. Para prajurit pun membuka jalan bagi mereka.

Para rani dan pelayan perempuan datang di ruang sidang, sedangkan Bindushara sudah berdiri disana dengan tangan diborgol dan kaki terbelenggu. Siamak juga dibawa ke tempat itu. Nikator dan Mir tersenyum melihat Siamak. Helena masuk ke ruangan dan langsung duduk diatas singgasana. Nikator berkata,"Mereka para Maurya ini adalah penjahatnya. Putuskan segera hukuman mereka! Rani Dharma memikirkan tentang Ashoka.

Sushima menemui Ashoka yang melihatnya dengan rasa khawatir. "Kakak datang sendiri? Apa yang terjadi kepadamu?", tanya Ashoka. Sushima menjelaskan kepada Ashoka tentang Nikator telah menyerbu istana mereka."Ayahanda harus menyerah. Ini adalah waktu mengulurkan tangan membantu saudaramu. Tanah air kita membutuhkan kedua pangerannya bersama. Kita berdua dapat menyelamatkan Magadha hari ini". Ashoka memandang kakaknya dengan penuh selidik.

Helena minta agar Sushima datang dan menyebut dia sebagai tikus."Kebungkaman kalian tidak akan menyelamatkan hidupnya lebih lama. Apakah dia bersembunyi di suatu tempat atau dia pergi minta bantuan seseorang. Dia tidak akan kembali secepat itu". Helena minta kepada Mir agar mengakhiri semua rintangan jalan menuju ke dalam istana."Cari Sushima, aku ingin dia ditangkap hidup atau mati". Charumitra terlihat sangat khawatir. Mir pun melakukan persiapan melaksanakan titah itu.

Sushima bertanya apa yang sedang dia pikirkan. "Setiap waktu yang kita habiskan disini dapat menjadi bahaya bagi setiap orang di istana. Kita harus bersama berjuang melawan mereka". Sushima menceritakan rinci tentang peperangan kepada Ashoka. "Mereka memilih waktu dan tempat yang tepat. Serangan dilakukan dengan cerdas sehingga semua orang tidak menyadarinya. Mereka juga tahu tentang trowongan baru juga. Kita tidak punya pilihan. Ayahanda sepertinya sudah menyerah". Mendengar keterangan itu, Nayaka dan Radhagupta minta Ashoka segera berangkat saat itu juga. Namun Ashoka malah tertawa,"Aku hampir jatuh terlena dengan kata-katamu, Kak. Kau telah membuat rencana besar. Kau pasti ingin membunuhku dengan cara itu. Bila aku percaya sedikit saja, maka aku akan berangkat denganmu tanpa membuang waktu sekejap pun. Tapi kau telah merusak kepercayaanku". Sushima menegaskan bahwa dia tidak berbohong. "Ayo pergilah bersamaku paling tidak untuk Ibu Dharma", kata Sushima. Ashoka minta kepadanya agar tidak menyalahgunakan nama ibunya."Orang-orang telah mempermainkan nama itu, aku tidak akan membiarkan orang membuat kekuatanku melemah lagi". Namun Sushima tidak mau pergi tanpa bersama Ashoka. Ashoka memberikan pedang kepada Sushima untuk menentukan keputusan siapa yang akan dimenangkan. Ashoka mengacungkan pedangnya keapad Sushima, namun Sushima malah menjatuhkan pedangnya. "Adalah benat bahwa kita telah, sedang dan akan selalu bermusuhan. Tapi bila tahta yang kita perebutkan telah dirampas oleh musuh, untuk apa kita bertarung? Aku tentu saja tidak bisa membunuhmu sekarang karena kau petarung terbaik Magadha. Aku berdiri disini tanpa memegang senjata. Mohon, selamatkan Magadha!", kata Sushima sambil berlutut didepan Ashoka dan mencakupkan kedua tangannya."Pattaliputra sedang bermasalah, Pattaliputra membutuhkanmu". Ashoka memegang tangannya dan menurunkan kedua tangannya."Kita akan berangkat ke Pattaliputra sekarang!", kata Ashoka. Sinopsis Ashoka Samrat episode 315

CUPLIKAN : Helema berkata kepada Dharma bahwa suaminya akan segera dibunuh didepan matanya. Dia minta Siamak membunuh ayahnya atau "bersiaplah membunuh dirimu sendiri". Siamak mengambil pedangnya. Ashoka dan Sushima sedang mendekat ke Pattaliputra."Panglima Hanuman telah melompat masuk ke Langka demi menyelamatkan Ibu Sita. Lalu bagaimana para Yunani itu menghentikanku masuk kedalam rumahku sendiri?"

PREV    NEXT
Bagikan :
Back To Top