Sinopsis Ashoka Samrat episode 319 by Meysha
lestari. Ashoka tidak setuju dengan keputusan SHushim, "kak SHushim
telah gila. Siapa dia yang mengambil keputusan seperti itu? Apa motifnya? Siamak
menghasut Ashoka agar menentang Shushim, "dia menginginkan tahta. Ini adalah
kesempatan sempurna untuk dia menadpatkan tempat di mata ayah. Dia ingin
mendapatkan posisi itu untuk dirinya sendiri." Ashoka tidak akan membiarkan
Shushim berhasil dengan rencananya. Dia mengajak Siamak pergi, "ayo ikut aku!"
Tapi siamak sudahpun menghilang.
Siamak memberitahu prajurit kalau dirinya ingin bertemu dengan
raj mata di tempat biasa, "dia tahu di mana bisa menemui aku." Prajurit itu
segera peri untuk menemui Helena.
Komandan Yunani dan Ashoka terlibat pertarungan. Ashoka
berhasil mengalahkannya. Siamak marah melihat itu. Tapi dia cepat-cepat
bersembunyi sebelum Ashoka berhasil melihatnya. Ashoka mendengar langkah kaki,
dan membuntutinya.
helena memanggil Siamak, "nak... aku di sini!" Ashoka terkejut
mendengar suara itu dan bertanya-tanya, "siapa yang memanggil Nak dalam situasi
seperti ini?" Siamak muncul menemui Helena. Ashoka melihat keduanya bicara.
Helena memberitahu Siamak agar tidak cemas, "aku akan memastikan segalanya
berjalan sesuai rencana kita." Siamak mengajak Helena peri bersamanya. Ashoka
berpikir, "mengapa Helena meninggalkan segalanya dan datang ke sini bahkan dalam
situasi seperi ini. Apakah Siamak ada di pihak mereka?"
Ashoka melangkah di koridor sambil berpikir keras. DIa
mengaitkan fakta-fakta yang berhubungan dengan Siamak sejak dia masuk ke dalam
istana dan bertemu dengannya, "mengapa dia menghentikan aku dari menyelamatkan
ayahku? Dia kan seorang Maurya. Jika Yunani ingin membunuh semua Mauya, mengapa
tidak membunuh dia? DIa hanya satu-satunya Maurya yang berkeliaran di istana
memakai pakaian Yunani. hal ini hanya mungkin jika dia adalah salah satu dari
mereka."
Siamak memberitahu Helena bahwa Ashoka berhasil masuk kedalam
istana. Helena sangsi, "kalau dia ada di dalam sini, dia tidak mungkin duduk
dengan tenang. AKu harus memberitahu ayah secepatnya, kalau tidak Ashoka mungkin
akan merusak rencana kita sekali lagi."
Di luar, Nayak berpikir mengapa Ashoka tidak terlihat batang
hidungnya. helena mendekati Nikator dan memberitahu tentang Ashoka. Mir bingung,
"siapa yang membantu dia masuk kedalam istana?" Helena menarik Dharma dan
melemparkannya ke lantai. Dharma berteriak kesakitan. Subhrasi bergegas menolong
Dharma. Helena berkata kalau Dharma yang membiarkan Ashoka masuk kdelam istana
dan memberinya petunjuk. Mereka semua kesal dan mencambuknya. Dharma menangis
kesakitan. Bindu merasa sedih tapi tak mampu berbuat apa-apa. DI ahanya bisa
berteriak, "hentikan kekejaman itu!" Tapi tak seorangpun mendengarkan
kata-katanya.
Subhrasi lebih berani lagi. Dia menangkap cambuk itu dan
berkata, "raj mata, kau adalah binatang. Karena kalau kau manusia, kau tidak
akan sekejam ini. Kau wanita. kau seharusnya memiliki sedikit simpati pada
wanita hamil." Helena mendorong Subhrasi, "lupakan tentang simpati, aku tidak
akan membiarkan DHarma hidup!" Dharma berkata, "kalian bisa menyakiti aku
sebanyak yang kalian mau, tapi ini hanya masalah waktu saja. Ashoka akan datang
dan mengalahkan kalian semua! Dia adalah Vanraj. Dia mengikuti hukum rimba.
Hanya ada satu hukum dalam rimba dan tidak ada hukum lain di sana. Jangan
tantang anarki di dalam dirinya." Nikator yakin Ashoka tidak akan bisa
membahayakan mereka, "temukan dia, bunuh jika perlu!" DHarma berteriak memanggil
Ashoka.
Ashoka masih terheran-heran mengapa Siamak mau membantu Yunani.
Seorang prajurit Magadha melihat Ashoka berteriak meminta tolong. Mereka
memberitahu Ashoka kalau mereka sendang menghitung sampai 6, "kalau kau tidak
melakukan apa-apa, mereka akan membunuh ayahmu. Lakukan sesuatu Yuvraj! Kau
satu-satunya harapan kami." Ashoka juga menyadari itu. Ashoka membuka pintu,
parjurit Yunani menyerangnya. Dengan mudah Ashoka membunuh dia dan membebaskan
prajurit Magadha. Ashoka lalau meminta pada prajurit itu agar melakukan sesuatu
untuknuya. Si prajuriot mengangguk dengan gembira.
Acharu Radha Gupta meminta Shushim agar tidak melakukan itu,
"jangan bahayakan hidup ayahmu!" Shushim berkata, "aku tidak bisa membahayakan
Patliputra." Achary Radha Gupta memintanya agar perduli nasib keluarganya bukan
tahta. Shuhsim memandangnya.
Charu berpikir kalau Smarat akan mati di tempat ini dan jalan
menuju tahta bagi Shushim akan menjadi mudah.
Nikator berkata kalau Shushim tidak memberikan banyak pilihan
bagi mereka, "ucapakan selamat jalan pada ayahmu." Mir mengakta pedangnya untuk
melukai Bindusara ketika Ashoka datang dan meminta mereka semua untuk berhenti,
"kami akan menyerah." Semua orang tehenyak kaget. Bindu menatap Ashoka dengan
tatapan terluka. Nikator membuat Ashoka membungkuk di samping Bindusara dan
berkata, "kastraia pemberani Magadha, Yuvraj, seorang Nayak ternyata pengecut!"
Nikator menarik ikat kepala Ashoka, "katakan! Kau menerima kekalahan dari Yunani
dan menyerah!"
Ashoka berkat dengan lantang, "aku, Ashoka Maurya. Putra Samrat
Bindusara dan cucu Samrat Chandragupta Maurya, murida Achary Chanakya menerima
kekalahan dari Yunani dan menyerah!" Seluruh Maurya merasa sedih. Prajurit
Yuanani memaksa Ashoka bersorak untuk mereka dan menyuruhnya mengatakan bahwa
India telah kalah. Ashoka mendorong prajurit itu dan bersorak untuk India.
Nikator menyuruh prajuritnya menghajar Ashoka. helena memastikan kalau Dharma
melihat kesakitan Ashoka. Dharma menangis tanpa daya.
Nikator bertanya pada Dharma, "apakah kau tak mau memuji anakmu
sekarang?" Nikator mengejek Bindusara. Bindu menanyai Ashoka dengan kesal,
"mengapa kau melakukan itu? Aku siap mati sebagai pemberani tapi kau telah
membuat aku kalah. Aku akan merasa bangga padamu jika kau berjuang. Apalagi yang
telah kau lakukan padaku?" Dharma meminta Ashoka agar tidak memperdulikan
ayahnya, "dia tidak tahu apa yang ia inginkan darimu. Dia merasa bangga pada
anak yang berencana membuat dirinya terbunuh."
Nikator meminta Shushim dan pasukannya menjatuhkan senjata
karena Ashoka telah menyerah. Bindu melarang Shushim melakukan itu. Ashoka
berteriak, "tidak ada jalan lain. Bindu menanyai Ashoka, "semua sedang dalam
bahaya dan kau menyuruh dia menyerah? DI mana cintamu pada tanah air?" Ashoka
menjawab, "aku letih dengan semua ini. Apa yang di dapatkan oleh mereka yang
mengorbankan seluruh hidupnya untuk tanah air? Apakah anda tidak lelah?" Bindu
mengungkapkan ketidak senangannya. Ashoka menyahut, "kita akan kehilangan
segalanya jika kita terus berperang. Aku tidak setuju, karena itu kita harus
menyerah. Itu akan menyelamatkan banyak nyawa! Kita tidak bisa bersikap bodoh
lagi!"
Ashoka lalu memberi petunjuk melalui kata-katanya bahwa istana
telah bermandikan minyak, "hanya korek api yang bisa menyalakan semuanya. Karena
itu kita harus berpikir dengan tenang. Mungkin dalam kekalahan hari ini ada
kemenangan tersembunyi untuk besok." Bindu sama sekali tidak mengeri dengan apa
yang di katakan Ashoka. Dia berkata dengan marah dan kecewa, "aku tidak
menyangkah kalau anakku adakan menjadi pengecut. AKu pikir kau akan kehilangan
semua kualitasmu tapi tidak semboyan hidupmu. Aku menyesal telah memilihmu dan
tidak memilih Shushim sebagai yuvraj. DIa adalah harapan negeri ini!" Bindu
memerintahkan Shushim agar tidak menyerah. Ashoka mengingatkan Shushim kalau dia
pasti akan melakukan hal yang sama jika ada pedang yang di todongkan ke leher
ibunya.
Kata -kata Ashoka memberi ide pada Mir. Dengan cepat Mir meraih
Charumitra dan menodongkan pedang ke lehernya. Shushim langsung panik. Bindu
protes pada Dharma karena telah melahirkan anak pengecut seperi Ashoka. Acharu
Radha Gupta meminta Shushim untuk menyerah, "aku yakin Ashoka punya rencana.
DUkung dia!" Sinopsis Ashoka Samrat episode 320 by Meysha
Lestari