Sinopsis Ashoka Samrat episode 317 by Meysha
Lestari. Kepala pasukan Yunani menahan Ashoka dan mematahkan busurnya.
Ashoka protes, "bagaimana bisa kau mematahkan busur Sri Rama?" Komandang
tersenyum puas. Mir Khurasan dari jauh bertanya, "ada apa?" Komandan dengan
tertawa berkata, "aku telah mematahkan busur pria ini. Dia terlihat kesal.
Sepertinya dia itu pimpinan mereka. Look menatap kearah mereka tapi tidak
mengenali Ashoka. Melihat Mir, Ashoka berpikir, "Khurasanidan Yunani telah
memenangkan permainan yang mereka mereka mainkan seolah-olah itu permainan
mereka dan mereka yang mebuat aturannya. Kini saatnya aku memainkan
permainanku!"
Dharma menyambut para seniman. Helena, Nikator dan Siamak
bersembunyi di balik pilar terdekat. Mereka mengawasi para seniman dengan
teliti. Dharma mengucapkan terima kasih pada para seniman karena telah datang ke
sitana Magadha. Ashoka menyahut, "kami juga merasa beruntung karena bertemu
dengan anda, bolehkan kami bertemu dengan Samrat? Bisakah dia datang untuk
memberkati kami sekali saja?" Dharma berbohong dengan mengatakan kalau Samrat
sedang tidak sehat. Ashoka mengambil kesimpulan kalau ayahnya masih hidup.
Ashoka menawarkan diri untuk mempersembahkan cerita Ramaayan sebagai Ram Naam
yang membesakan semua orang dari semua rasa sakit.
Dharma tertegun mendengar suara Ashoka dan berpikir, "apakah
ini Ashoka, anakku?" Setelah di perhatikan secara teliti, Dhatma akhirnya
mengenali kaalau itu memang Ashoka anaknya. Dia terlihat haru. Helena menyuruh
DHrama mengirim para seniman itu pergi, "kita tidak punya waktu lagi." Dharma
setuju, "kau benar. Ram Naam Ji membebaskan semua orang dari kesakitan, tapi
kami tak berdaya sekarang." Ashoka meminta Dharma agar tidak hilang harapan,
"seorang raja harus tetap sehat agar negeri tetap bisa makmur. Saaat-sata yang
buruk akan berlalu." Mendengar kata-kata Ashoka, Siamak merasa terganggu. Mata
Dharma berkaca-kaca.
Helena berbisik agar segera mengusir seniman pergi. Ashoka
terus bicara, "terkadang kita harus mengalami sesuatu untuk berubah." DHarma
menjawab dengan membeirkan petunjuk. Ashoka menyimpulkan semuanya. Pikir Ashoka,
"ayah di taahand i penjara? dan akan di hukum mati?" DHarma menyarankan agar
para seniman menlakukan 7 Parikrama di kuil Shiva untuk mendoakan samrat mereka.
Dengan cara itu, Ashoka menemukan lokasi di maana ayahnya telah di tahan. Ashoka
tahu kalau tempat itu pasti akan di jaga ketat dan akan susah menerobosnya. Tapi
Ashoka setuju untuk melakukan apa yang di sarankan Dharma, "kami tidak akan
menyajikan Ramayana kali ini. tapi bolehkan kami mendapatkan restu darimu
sebelum kami peri?" Helena megangguk pada Dharma. Dharma meminta semua orang
masuk ke ruang sidang. Sambil melangkah, Ashoka dan seniman mengelu-elukan
Dhrama.
Helena, Nikator, Siamak dan Mir menatap semua itu dari
kejauhan. DHarma membeirkan sesuatu pada seniman satu persatu. Tangannya
bergetar saat tiba giliran Ashoka. Ashoka memegang piring di tangan Dharma dan
memberi tanda agar Dharma tidak lemah, "kami akan mendoakan Samrat agar terbebas
dari masalah ini dan membuat persiapan untuk perayaan yang akan datang." Secara
sengaja Ashoka menjatuhkan keranhjng agar bisa menyentuh kakai Dharma. Siamak
melihat itu. Dan merasa heran, "mengaapa seniman itu mengambil restu Dharma? Dia
juga memberkaatinya?" Tapi sayang Siamak tidak bis amelihat wajah Ashoka dengan
jelas.
Bindu meminta Mahamatya menemukan jalan keluar secepatnya,
"jika kita bisa memberi tanda pada seniman yang datang itu, mereka pasti akan
membantu." Mahamatya menyangkal, "tidak, Samrat, mereka tidak akan mampu
membnatu kita." Samrat mengatakan bahwa hanya itu pilihan mereka, "kita tidak
boleh mengaagap remeh kekuatan orang biasa." Mahamatya bertanya, "lalu bagaimana
kita akan keluar dari sini?" Bindu berkata kalau dirinya punya rencana.
Para seniman melalui koridor sambil mengelu-elukan "Jai Shri
Ram". Siamak mengintip mereka. Dia melihat Ashoka. Ashoka memberikan mehkotanya
pada orang lain dan bersembunyi di belakang pilar. Siamak mengawasi semua itu
sampai mereka semua keluar dari pintu utama. Ashoka melihat Siamak dan berpikir,
"itu artinya Yunani dan Khurasani tidak dapat menangkapnya." Mir lewat. Ashoka
segera bersembunyi. Siamak melihat Ashoka.
Mahamatya mulai bersandiwara. Dia mengina Khurasani dan Yunani
lalau meludahi pengawal. Pengawal masuk ke penjara dan memukul Mahamtya. Melihat
itu, Bindu dengan cepat bertindak, dia mencengkeram leher prajurit
danmenjatuhkannya.
Ashoka menuju ke lokasi di mana DHarma memberinya petunjuk.
SIamak mengikutinya. Ashoka bertekat dakan membebaskan ayahnya.
Bindu dan Mahamatya berhasil membebaskan diri dan kedua
ratunya, Subhrasi dan Charumitra. Subhrasi menanyakan DHarma. Bindu menjawab
kalau dirinya harus memastikan bahwa mereka berdua selamat lebih dahulu,
"setelah itu akau akan mencari ratu DHrama."
Siamak kehilangan jejak Ashoka. Dia berpikir untuk memberitahu
yang lainnya. Ashoka sendiri merasa lega karena bisa memperdaya orang yang
membuntutinya. Tapis eperinya Ashoka tidak tahu kalau dia adalah Siamak.
Tiba-tiba prajurit Yunani muncul dan menyerang Ashsoka. Ashoka membunuh mereka
semua dan memikirkan sesuatu.
Duo ratu, Mahamatya dan Bindusara bertarung dengan prajurit
Yunani yang menghadang mereka. Ashoka mengenakan baju prajurit Yunani dan
berhasil membunuh prajurit yang menghadangnya. Siamak mengawasi apa yang di
lakukan Ashoka dari jauh.
Nikator bertanya pada DHarma, "dimana harapanmu? Ashokamu? AKu
tidak bisa melihat dia di manapun." Helena berkata, "Pejuang besar Magadha telah
menjadi Penjuang besar yang kabur karena takut melihat kita." Nikator menjawab,
"setidaknya ratu DHrama tidak akan merasa malu karena anak keduanya." Helena
menyahut, "anak itu akan mati dalam kandungan saja." Nikator tertawa
terbahak-bahak.
Ashoka sedang asyik mengintai ketika tiba-tiba Siamak datang
dan menodongkan pedangnya ke leher Ashoka. Siamak ingat bagaimana ibunya mati
dan berniat membalas dendam. Ashoka berkata, Seorang pengecut sepertimu tidak
akan bisa membunuh seseorang yang bersumpah untuk membunuh siapapun yang coba
melukai negerinya." Siamak berniat membunuh Ashoka. Tapi Ashoka berhasil emmutar
balikkan situasi. Saat tertangkap, Siamak bersilat lidah dengan mengatakan
kaalau dirinya menyangkan Ashoka adalah prajurit Yunani.
Ashsoka menanyai Siamak dengan heran, "mengapa kau mengawasi
paara seniman dan memakai pakaian Yunani seperti itu?" Siamak menjawab, "aku
memakai pakaian ini untuk mengelabui prajurit Yunani. AKu juga ingin membeir
isyarat pada para seniman, karena itu aku mengawasi mereka." Siamak bertanya
bagaimana dia bisa tahu tentang ayah mereka? Ashoka menceritakan semuanya pada
Siamak. Seorang prajurit hendak menyerang mereka, tapi Ashoka dengan mudah
menjatuhkan mereka. Ashoka menanyai prajurit itu di mana ayahnya di tahan?
Prajurit memberitahunya. Ashoka dan Siamak lalu bergegas ke sana.
Bindu, Mahamatya, Charu dan Subhrasi berpikir untuk melangkah
dengan hati-hati karena itu adalah pintu terakhir. Ashoka dan siamak mengetuk
pintu dan masuk kedalam dengan alasan akan mengambil air untuk para tahanan.
Bindu dan semua orang berhasil kabur setelah membunuh panjaga.
Ashoka menemukan prajurit mati dan ayahnya telah tidak ada di
tempat, "ayah berhasil kabur. AKu harus mencarinya. Dia tidak akan peri jauh."
Siamak berpikir untuk menghentikan Ashoka sebelum dia pergi memberitahu
Bindusara.. Sinopsis Ashoka Samrat episode 318 by Meysha
Lestari