Sinopsis Ashoka Samrat episode 311 by Meysha
Lestari. Pasukan Yunani berhasil di usir keluar dari Istana Magadha.
Shushim ini kewaspadaan di tingkatkan, "kita harus menambah jumlah prajurit.
Jika Nikator menyerang lagi maka kita pasti akan kalah." Mahamatya berkata,
"bagaimana kita akan mengaturnya? Kita harus mengurangi jumlah prajurit karena
keputusan Yuvraj Ashoka untuk mengakhiri perbudakan. Apalagi saat ini, pasukan
terbaik kita ada bersama Ashoka d Kalinga.." Bindu setuju dengan pendapat
Mahamatya. Dia mengakui kalau Ashoka telah membuat mereka berada dalam
krisis.
kaurvaki tersenyum melihat Ashoka. Dia mempertemukan Ashoka
dengan ibunya. Ashoka berkata pada ibu Kaurvaki dengan perasaan sesal, "saya
mengerti pendenritaan adna. Ibuku juga harus menanggung hal yang sama selama
bertahun0tahun. Saya tahu apa yang harus di lakui semua orang..." Ashoka lalau
membungkung untuk meminta restunya. Ibu Kaurvaki terlihat gembira tapi tidak
menunjukkannya karena melihat reaksi Jagannath. Ibu Kaurvaki lalu mengajak
Kaurvaki pergi bersamanya.
Beberapa orang yang hadir di acara itu bertanya tentang Ashoka
pada Kevalnath, "siapa anak itu?" Kevalnath mengenalkan Ashoka pada mereka.
Nayak menambahkan, "dia adalah Yuvraj Ashoka." Beberapa orangterlihat kegat,
"bukankah pangeran Shushim adalah putra tertua Samrat Bindusara? Kenapa dia tida
menjadikan SHushim sebagai Yuvraj?" Kvelanath mengatakan kalau Ashoka sangat
sombong, "dia sendiri datang pada ayahnya dan meminta tahta." Jagannath
menikamti percakapan itu. Kevalnath memberitahu mereka semua kalau Bindusara
bersatu kembali dengan putranya Ashoka setelah 14 - 15 tahun, "ratu DHarma ibu
Ashoka adalah ratu kesayangan Samrat Bindusara. AKu dengar kalau sekarang dia
sedang hamil lagi."
Nayak memberitahu semua orang kalau Ashoka berhasil memenangkan
Takshila dan mengalahkan Kichak seorang diri. Ashoka coba untuk menredahkan
suasana. Kevalnath meminta pelayan untuk menunjukan tempat Ashoka dan
rombongannya. Kevalnat dan Jagannath menunggu kesempatan untuk menghasut Ashoka
agar segera kembali ke Patliputra. Ashoka dan rombongan menuju ke salah satu
tempat duduk yang terlihat penting. Tapi pelayan melarang dia duduk di situ,
karena tempat itu milik orang lain. Ashoka menatap satu tempat kosong di sudut,
di mana terddapat hampatan daun sebagai penganti piring. Ashoka menatap tempat
itu dan menebaknya, "jadi.. mungkinkah itu akan menjadi tempat duduk kami?"
Pelayan tidak menjawab, dia hanya menunduk.
Jagannath dan Kevalnath tersenyum kearah Ashoka. Ashoka menatap
mereka dan berkata, "maafkan aku, aku tidak akan bisa makan di sini karena ku
telah selesai dengan penyambutanmu. Kalian telah mendapat banyak info tentang
diriku. Aku juga telah makan dengan cara itu di masal alu. Ini sangat menyentuh.
Tolong di ingat bahwa aku tidak akan melupakan ini." Ashoka lalu pergi dari sana
di ikuti rombongannya. Kaurvaki terlihat sedih dan akan melakukan sesuatu, tapi
ibunya menghentikannya.
DUkun memeriksa Tnadai yang telah di berikan pada prajurit,
"kalian benar. Campuran ini hanya di buat oleh Yunani. Ini manis, tapi akan
membuat mereka tidur dengan tenang." BiNdu menduga kalau itu pasti berasal dari
dapur, "apakah ada orang dalam yang terlibat?" Mahamatya mengangguk, "pintu
belakang dibuka bukan di dobrak paksa. Seseorang pasti telah melakukan itu."
Shushim setuju, "mudahnya mereka menyerang kita menunjukan bahwa ada orang dalam
yang terlibat. SIapa kira-kira yang bersimpati dengan Yunani dan dekat dengan
mereka? Kita hanya tahu Rajmata dan Justin. Satu sudah mati dan yang lain di
penjara. Orang ini harus punya hubungan dekat dengan mereka. Siapa
kira-kira?"
Siamak bertanya, "sampai kapan kalian akan menghukumku karena
menajdi anak seorang penghianat? Aku memang dekat dengan Rajmata, tapi itu
adalah sebuah kesalahan. Bukan berarti aku akan mendukung Yunani dan menyerang
keluargaku sendiri. AKu sedang bertarung dengan prajurit. Kalau ayah bisa
terpedaya oleh kata-kata Nikator..apalgi aku yang hanya anak-anak. Aku ada
disini bersama kalian semua. Kita merayakan Holi bersama-sama. Hanya kak Shushim
saja yang tidak ada di sini. Mungkin dia coba untuk memanfaatkan atas ketidak
hadiran Ashoka."
Shushim membeirtahu semua apa yang telah di alaminya karena
kecurigaannya, "aku telah melihat persiapan mereka. Aku yakin ini belum
berakhir. Mereka pasti akan menyerang lagi..." Lalu terdengar suara aneh. Mereka
semua keluar untuk melihat.
Kali ini Nikator dan Mir datang bersamaan dengan pasukan besar.
Bindu dan keluarganya terkejut. Siamak menyerigai licik. Shushim menyalahkan
Ashoka, "keputusan bodohnya telah melemahkan kita. Jika kita kalah di Patliputra
hari ini, maka hanya Ashoka yang harus bertanggung jawab atas semua ini." Dharma
berdoa semoga putranya segera kembali karena ibu pertiwi sedang
membutuhkannya.
Nayak berkata dengan kesal dan heran, "bagaimana seseorang
begitu tidak tahu terima kasih. Aku merasa seperti ingin mengajari mereka
pelajaran sekarang juga." Tapi Ashoka mencegahnya, "kita mewakili ayah di
sini.." Radha Gupta mendukung Ashoka, "tapi kau boleh menunjukan rasa tidak
sukamu. TIdak menghormatimu sama dengan tidak menghormati Samrat Bindusara."
Ashoka memutuskan kalau kata-kata kita dan kebisuan kita akan menjadi
jawabannya. Jika Jagannath tidak ingin kita tinggal di sini, maka kita tidak
akan tinggal. Lagi pula aku merasa tidak tenang tentangsesuatu. AKu merasa
sesuatu yang salah sedang terjadi."
Semua pria dalam keluarga kerajaan bersiap untuk berperang.
Bindu berkat akalu Nikator dan Mir tahu terowongan lama yang sudah di tutup,
"dan mereka tidak tahu tentang terowongan yang baruy." Semua orang bersiap untuk
berperang. Yunanai menyerang dari pintu gerbang utama. Prajurit Magadha telah
meletakkan batu besar di pintu dan menahannya dengan erat. Charu berpesan pada
SHushim agar kembali dengan selamat, "kau jangan terlalu serius dalam
peperangan." Dharma memasangkan tilak dan memberkati SIamak. Siamak tersneyum
mengingat kalau Dharma tidak tahu kalau dia telah memanggil petakanya sendiri
dengan merestuinya.
Pasukan Yuannai coba untuk menaiki dinding benteng. Prajurit
Magadha memanah mereka hingga terjatuh. Seorang pelayan memberitahu para ratu.
Dharma ingin melakukan sesuatu, tapi Charu berkata kalau mereka tidak bisa
melakukan apapun. Dharma menyarankan agar mereka merebus minyak dan membuangnya
keluar dinding, "Ashoka pernah melakukan itu sebelumnya. Kita juga akan butuh
bubuk cabe." Subhrasi membantu Dharma. Dharma dan Subhrasi saling bahu membahu
menyiapkan taktik dan strategi untuk membantu pasukan Bindusara.
Ashoka peri bertemu Kaurbaki, "Jagannath dalang di balik semua
ini, tapi dia akan dan selalu menjadi menjadi temanku. Aku akanmengucapkan
selamat tinggal padanya sebelum pergi."
Mir berpikir kalau dirinyalah yang telah menutup seluruh
terowongan. Nikator menunggu Siamak. Siamak mengalihkan perhatian parjurit untuk
memberikan anak panah pada prajurit lain daripada pada Shushim yang sangat
membutuhkannya. SIamak berguman dalam hati, "aku akan memastikan kalau
Patliputra kalah hari ini.." Nikator tersenyum melihat Siamak.. Sinopsis
Ashoka samrat episode 312 by Meysha lestari.