Sinopsis Ashoka Samrat episode 286 by ‎Kusuma Rasmana‎

Sinopsis Ashoka Samrat episode 286 by  ‎Kusuma Rasmana‎. Drupada ingin tahu apa yang dimaksud dengan Chakrawartin. Ibunya, Rani Subhrasi tersenyum, " Chakrawartin itu adalah tak seorang pun dapat mengalahkan orang itu dan orang itu dapat memimpin melalui hati semua orang. Dharma (kebajikan) senantiasa mengikuti dia dimanapun". Drupada berkata, "itu sudah terjadi. Kakak Ashoka telah layak disebut Chakrawartin Ashoka. Drupada pergi mengecek segala persiapan untuk penyambutan. Sushima yang melihat sambutan itu dengan marah pergi. Dia merasa kesal melihat Dharma, Bindushara dan Ashoka yang akur sebagai keluarga bahagia. Kata-kata Drupada juga menghantuinya. Dia mengeluarkan belatinya dan mendekati Ashoka seraya menyambutnya dengan pelukan, lalu dia menikam Ashoka. Namun Sushima tersadar, itu hanya khayalan kekesalannya.

Drupada yang memeriksa persiapan, melihat rangkaian bunga di pilar harus diganti karena tidak sesuai. Dia marah saat melihat Sushima melangkah seenaknya menginjak taburan bunga di lantai koridor itu. "Jalan ini sudah ditata khusus untuk kakak Ashoka, kakak minggirlah", kata Drupada kesal. Dia lalu minta pelayan agar membetulkannya. Namun Sushima dengan marah merebut dan mencampakkan keranjang bunga dari seorang pelayan, hingga bunga itu berhamburan terbang dan berjatuhan tepat mengenai Ashoka dan rombongan yang sedang berjalan pelan dihalaman. Ashoka, Bindushara, Dharma dan Kaurwaki tampak bahagia dengan perlakuan yang sebenarnya tak sengaja itu. Drupada sumringah memanggil kakak Ashoka dan segera berlari menuruni tangga.

Drupada menyambut dan memberi pelukan kepada Ashoka. Subhrasi bermaksud menyambut Ashoka dengan memberikan aarti kepada mereka yang datang. Namun Helena menghentikannya, "Rani Charumitra yang paling tua diantara para ratu, biar dia yang melakukannya. Dia sangat bahagia karena Ashoka kembali". Subhrasi hanya mengangguk. Rani Charumitra dengan berat hati melakukan aarti kepada semua orang yang baru datang. Ashoka minta kepada Charumitra agar merestuinya untuk meneruskkan perjuangan dan mengalahkan semua musuh Magadha. Charumitra pun merestuinya walaupun dengan niat tidak tulus dan setengah hati. Ashoka menyalami semua orang yang menyambutnya. Raja memperkenalkan Jagannatha dan Kaurwaki kepada semua yang hadir disana. "Dia punya peran besar dalam kemenangan Ashoka. Mereka berdua telah kita undang sebagai tamu kehormatan", kata Bindushara. Lalu semua rombongan itu masuk ke dalam istana.

Rani Subhrasi menghentikan Ashoka karena Drupada sedang membuat penyambutan khusus. Drupada melambaikan tangan kepada seorang pelayan. Rani Subhrasi menyarankan dia agar memanggil para pelayan tua, namun Drupada mengabaikan. "Ibu suri ada disini", kata Drupada yang juga didukung oleh Rani Charumitra."Dia pasti tidak ingin mata jahat orang lain jatuh kepada Ashoka", kata Chraumitra.

Helena dengan malas berusaha menghindari kesan pandangan mata jahatnya kepada Ashoka. Drupada membuat dia melakukan dua kali. Helena terbatuk karena asap berbau mengganggu penciumannya. Ashoka berkata, "Aku tidak menyangka kalau mata jahat itu bisa hilang darimu, ibu suri, tapi aku akan terus mengawasimu". Helena melangkah pergi.

Rani Dharma minta kepada Kaurwaki agar beristirhat hingga sidang istana akan diselenggarakan. Drupada ingin menunjukkan Ashoka tentang kondisi kamarnya yang lama ditinggalkan. Kaurwaki ingin ikut dan melihatnya juga. Drupada setuju, "kau sangat disambut disini, Kakak hanya mau mengikuti bila kau bersama kami". Semua orang tersenyum mendengarnya. Dharma minta kepada Drupada agar jangan sering menggodaKaurwaki. Drupada mengangguk menyanggupi, "Aku telah menjaga kamar kakak seperti sebelumnya. Kalian tak akan merasa pernah meninggalkan kamar itu begitu lama". Drupada pun memegang tangan Ashoka dan Kaurwaki dan mengajaknya ke kamar Ashoka.

Ashoka meminta agar Kaurwaki duluan masuk ke kamar itu. Kaurwaki sangat menyukainya. "Aku seperti pernah membayangkan seperti ini", kata Kaurwaki.
Drupada menunjukkan semua isi kamar kepada Kaurwaki. Ashoka duduk dan mulai menulis surat. Kaurwaki agak iri dan bosan karena Ashoka mendapat banyak hadiah.
Seorang pelayan berkata kepada Drupada, "pangeran harus mengecek penataan sajian ditempat makan", kata pelayan itu. Drupada pun berpamitan keluar dari ruangan itu.

Kaurwaki bertanya "Kau menulis surat buat siapa?". Ashoka pun berkilah, "surat ini hanya boleh diketahui oleh si penerima". Kaurwaki malah makin penasaran. Ashoka lalu menjelaskan,"ada sesorang yang begitu sayang kepadaku".


PREV   1   2
Bagikan :
Back To Top